Mendiagnosis penurunan fungsi ginjal melibatkan berbagai tes dan prosedur yang membantu dokter mengevaluasi kondisi ginjal serta menentukan tingkat keparahan dan penyebabnya. Berikut adalah langkah-langkah dan metode yang biasa digunakan untuk mendiagnosis penurunan fungsi ginjal:
1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik
Riwayat Medis: Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala pasien, riwayat kesehatan keluarga, penggunaan obat-obatan, dan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan riwayat penyakit ginjal.
Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik melibatkan penilaian tanda-tanda fisik seperti pembengkakan (edema), perubahan kulit, tekanan darah tinggi, dan tanda-tanda anemia.
2. Tes Darah
Serum Kreatinin: Kreatinin adalah produk limbah yang dihasilkan oleh otot dan disaring oleh ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi dalam darah menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Blood Urea Nitrogen (BUN): Urea adalah produk limbah yang dihasilkan dari metabolisme protein. Kadar BUN yang tinggi juga menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Laju Filtrasi Glomerulus (GFR): GFR adalah indikator terbaik dari fungsi ginjal. GFR dihitung berdasarkan kadar kreatinin serum, usia, jenis kelamin, dan ras. GFR yang rendah menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Elektrolit: Tes ini mengukur kadar natrium, kalium, kalsium, fosfat, dan bikarbonat dalam darah. Ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi akibat penurunan fungsi ginjal.
3. Tes Urine
Urinalisis: Analisis sampel urine untuk memeriksa keberadaan protein, darah, glukosa, dan sel-sel abnormal. Proteinuria (kehadiran protein dalam urine) dan hematuria (darah dalam urine) adalah tanda umum penyakit ginjal.
Rasio Albumin/Kreatinin Urine: Tes ini mengukur jumlah albumin dalam urine dibandingkan dengan kreatinin. Tingginya rasio ini menunjukkan kerusakan ginjal.
4. Pencitraan
Ultrasonografi Ginjal: Ultrasonografi dapat menunjukkan ukuran dan struktur ginjal, serta mendeteksi adanya kista, batu ginjal, atau obstruksi.
CT Scan atau MRI: Tes pencitraan ini memberikan gambaran lebih rinci tentang ginjal dan saluran kemih, membantu mendeteksi kelainan struktural atau massa.
Renogram: Tes nuklir ini menilai fungsi ginjal dan aliran darah ke ginjal.
5. Biopsi Ginjal
Jika diagnosis tidak jelas atau untuk menentukan jenis penyakit ginjal yang spesifik, dokter mungkin akan merekomendasikan biopsi ginjal. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan ginjal untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat memberikan informasi tentang tingkat kerusakan ginjal dan jenis penyakit ginjal yang mendasari.
6. Tes Tambahan
Tes untuk Penyakit Autoimun: Jika dicurigai adanya penyakit autoimun seperti lupus atau vaskulitis yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal, tes darah untuk antibodi spesifik mungkin diperlukan.
Tes Genetik: Untuk kasus penyakit ginjal yang diwariskan, tes genetik dapat membantu mengidentifikasi mutasi gen yang spesifik.